Gerak Benda dan Makhluk Hidup (1)

Gambar
A. KONSEP GERAK Benda dapat dikatakan bergerak apabila mengalami perubahan posisi dari suatu titik acuan. Benda yang bergerak akan melalui suatu lintasan tertentu. Lintasan dapat berupa lintasan yang lurus, melingkar atau parabola, ataupun tidak beraturan. 1. JARAK DAN PERPINDAHAN Untuk memahami perbedaan jarak dan perpindahan, pahami ilustrasi berikut! Jarak rumah siswa dan sekolah adalah 2,5 km. Jika siswa pergi dan pulang sekolah maka jarak yang ditempuhnya adalah 5 km.  Akan tetapi perpindahan siswa adalah 0 karena tidak ada selisih posisi awal dan akhir tidak ada. Sehingga: a.  Jarak   adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh benda. b.  Perpindahan  adalah selisih jarak lurus antara posisi awal dengan posisi akhir. 2. KELAJUAN, KECEPATAN, DAN PERCEPATAN a. Kelajuan adalah kemampuan suatu benda bergerak dalam menempuh jarak tertentu pada setiap satuan waktu. Kelajuan dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: v = kelajuan (m/s) s = jarak tempuh (m) t = waktu...

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran

NAMA            : Novia Tesalonika
NIM                : 150341607673

Sistem CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks pribadi, sosial dan budaya mereka.
Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran Kontekstual
Model pembelajaran kontekstual mengacu pada sejumlah prinsip dasar pembelajaran. Menurut Ditjen Dikdasmen Depdiknas 2002, dalam Gafur (2003: 2) menyebutkan bahwa kurikulum dan pembelajaran kontekstual perlu didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 
a.         Keterkaitan, relevansi (relation). Proses belajar hendaknya ada keterkaitan dengan bekal pengetahuan (prerequisite knowledge) yang telah ada pada diri siswa.
b.        Pengalaman langsung (experiencing). Pengalaman langsung dapat diperoleh melalui kegiatan eksplorasi, penemuan (discovery), inventory, investigasi, penelitian dan sebagainya. 
c.         Aplikasi (applying). Menerapkan fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang dipelajari dalam dengan guru, antara siswa dengan narasumber, memecahkan masalah dan mengerjakan tugas bersama merupakan strategi pembelajaran pokok dalam pembelajaran kontekstual.
d.        Alih pengetahuan (transferring). Pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan siswa untuk mentransfer situasi dan konteks yang lain merupakan pembelajaran tingkat tinggi, lebih dari pada sekedar hafal.
e.         Kerja sama (cooperating). Kerjasama dalam konteks saling tukar pikiran, mengajukan dan menjawab pertanyaan, komunikasi interaktif antar sesama siswa, antara siswa.
f.         Pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang telah dimiliki pada situasi lain.

Komponen-Komponen Pembelajaran Kontekstual
a)      Kontruktivisme (contructivism)
Menurut Zahorik (1995: 14-22), mengemukakan bahwa terdapat lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran kontekstual, antara lain sebagai berikut:
(1)               Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activing knowledge).
(2)               Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari secara keseluruhan terlebih dahulu, kemudianmemperhatikan detailnya.
(3)               Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), yaitu dengan cara menyusun konsep sementara (hipotesis, melakukan sharingkepada orang lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar tanggapan itu, konsep tersebut direvisi dan dikembangkan.
(4)               Mempraktekan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applyingknowledge).
(5)               Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap straregi pengembangan pengetahuan tersebut.
b)      Menemukan (inquiry)
Metode inquiry merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaanpertanyaaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain. 
a.  Bertanya (questioning)
b. Masyarakat Belajar (learning community)
c. Pemodelan (modeling)
d. Refleksi (reflection)
e. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)


Keuntungan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL)
Adapun keuntungan dari pendekatan CTL adalah:
a)        Pembelajaran menjadi lebih bermakana dan riil, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab materi yang dipelajari siswa akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
b)        Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada seorang siswa, karena metode pembalajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui “ mengalami”  bukan “menghapal”.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERKAK: Budi Anak Petani

PKN KELAS X : KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945

PKN KELAS X : WARGA NEGARA DAN PEWARGANEGARAAN