Nama :
Novia Tesalonika
NIM :
150341607673
Offering : B
Matkul :
Belajar dan Pembelajaran
Teori
belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang
dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan
(stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan
hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik
yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons
adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fifik terhadap stimulans. Belajar
berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat da kecenderungan perilaku S-R
(stimulus-Respon). Teori Behavioristik:
1.
Mementingkan faktor
lingkungan
2.
Menekankan pada faktor
bagian
3.
Menekankan pada
tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
4.
Sifatnya mekanis
5.
Mementingkan masa lalu
Aplikasi
Teori Behavioristik terhadap Pembelajaran Siswa
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori behavioristik adalah ciri-ciri
kuat yang mendasarinya yaitu:
a.
Mementingkan pengaruh
lingkungan
b.
Mementingkan
bagian-bagian
c.
Mementingkan peranan
reaksi
d.
Mengutamakan mekanisme
terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon
e.
Mementingkan peranan
kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya
f.
Mementingkan
pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan
g.
Hasil belajar yang
dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
Sebagai konsekuensi teori ini, para
guru yang menggunakan paradigma behaviorisme akan menyusun bahan pelajaran
dalam bentuk yang sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai
siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak memberi ceramah,
tetapi instruksi singkat yng diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri
maupun melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang
sederhana sampai pada yang kompleks. Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian
kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu. Pembelajaran
berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Kesalahan harus segera
diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan
dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori
behavioristik ini adalah tebentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku
yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat
penghargaan negatif. Evaluasi atau penilaian didasari atas
perilaku yang tampak.
Metode behavioristik ini sangat cocok
untuk perolehan kemampaun yang membuthkan praktek dan pembiasaan yang
mengandung unsur-unsur seperti: Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek,
daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik,
menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini juga
cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran
orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang
dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
Penerapan teori behaviroristik yang
salah dalam suatu situasi pembelajaran juga
mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan
bagi siswa yaitu guru sebagai central, bersikap otoriter, komunikasi
berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid.
Murid dipandang pasif , perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh
penguatan yang diberikan guru. Murid hanya mendengarkan denga tertib penjelasan
guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang
efektif. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oelh para tokoh behavioristik
justru dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.
Komentar
Posting Komentar