Ini adalah contoh kritik dan esai yang aku tulis sendiri. Semoga bermanfaat buat kalian para pembaca. Mohon maaf apabila ada kekurangan, karena saya juga masih dalam proses belajar.
Kritik
dan Esai
Conquerors
Joseph Cottler – Haym Jaffe
Oleh
: Novia Tesalonika
Novel berjudul “Conquerors” ini
di tulis oleh Joseph Cottler dan Haym Jaffe. Conquerors adalah novel pertama
mereka yang di terbitkan pada tahun 2008 dan terdiri dari 124 halaman. Novel
ini menceritakan tentang sejarah beberapa tokoh di masa lampau yang telah
memberikan sumbangsih besar terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan, termasuk bagi peradaban manusia sendiri. Berkat penemuan,
pemikiran, serta buah karya mereka, peradaban manusia semakin maju dari zaman
ke zaman. Untuk itulah, dunia patut berterima kasih. Novel ini bertutur tentang
kisah berani dari para petualang termasyhur dunia di masa lampau, yang berjuang
dengan mengorbankan jiwa-raga mereka untuk menguak serta memecahkan sejumlah
teka-teki yang ketika itu belum di ketahui oleh masyarakat dunia. Nama-nama
seperti Marco Polo, Henry Creswicke Rawlinson, Vasco Da Gama, Kapten James
Cook, David Livingstone, serta Roald Amundsen, adalah para penakluk tangguh di
masa lampau yang melengkapi kisah petualangan dalam novel ini.
Pada bab pertama, penulis
menceritakan kisah seorang Marco Polo tentang perlawatannya ke Tiongkok.
Disini, penulis menggambarkan karakter Marco Polo sebagai seseorang yang
memiliki rasa keingintahuan tinggi
“Marco sebenarnya tidak tertarik pada lautan. Tapi
ia senang menemani orang-orang yang sudah melihat negeri-negeri yang jauh, dan
bangsa-bangsa asing. Untuk memuaskan rasa ingin tahunya tentang
kejadian-kejadian di negeri-negeri yang jauh itu, ia biasa duduk berhari-hari
di dermaga, menunggu masuknya kapal (Conquerors, 2008:8)”
Marco Polo
adalah seorang remaja berusia 15 tahun yang ditinggal orang tuanya pergi
melakukan perlawatan ke negeri yang jauh selama bertahun-tahun. Tapi Marco
tidak pernah berhenti menunggu orang tuanya kembali ke tempat tinggalnya,
Venesia.
“Ada suatu alasan lain yang menyebabkan Marco tetap
memandang ke perairan Laut Adriatika. Ayahnya Nicolo Polo dan pamannya Maffeo
sudah bertahun-tahun lampau meninggalkan Venesia (Conquerors, 2008:8)”
Sampai
pada akhirnya, orang tua Marco kembali dan membawa Marco pergi ke negeri yang
jauh, yaitu Tiongkok. Marco sangat senang akan mengunjungi negeri bernama
Tiongkok itu. Ternyata Tiongkok adalah tempat yang sangat indah dan sangat
kaya. Lebih indah dari yang pernah di ceritakan orang-orang sebelumnya.
“Lebar jalan utamanya enam puluh meter, dan di kiri
kanannya berjejer rumah-rumah, taman, toko, istana, serta kuil. Sepanjang
terusan-terusannya berdiri gudang-gudang pada pedagang besar,yang kalau di
bandingkan dengan mereka, kita ini adalah seperti orang-orang miskin belaka (Conquerors,
2008:10)”
“Kekayaan dunia bertumpuk di pasar-pasarnya.
Rempah-rempah, obat-obatan, sutra, mutiara. Di jalan-jalannya hilir-mudik
tuan-tuan dan nyonya-nyonya ningrat yang paling cantik di dunia ini, dengan
memakai peniti-peniti intan dan subang-subang permata (Conquerors, 2008:10)”
Penulis
menggambarkan setting tempat yang sangat menakjubkan, sehingga para pembaca
seakan-akan berada di tempat yang ada di cerita tersebut.
“Ruangan penerima tamu yang besar itu sangat lapang
dan indah. Tiang-tiang merah yang mewah menjadi penopang bagi loteng.
Dindingnya di hiasi dengan patung naga keemasan, dan burung-burung serta
sejumlah hewan yang dibuat dengan halus sekali (Conquerors, 2008:13)”
Penulis
menceritakan bahwa Marco Polo adalah orang yang cerdas. Karakter Marco Polo di
gambarkan oleh penulis secara tidak langsung, yaitu melalui perbuatan tokoh
Marco Polo itu sendiri.
“Kemanapun ia pergi, dengan teliti ia mencatat
segala yang dilihat dan didengarnya. Ia mempelajari banyak bahasa dalam
kerajaan itu (Conquerors, 2008:15)”
Ketika
dewasa, Marco Polo tinggal di sebuah kerajaan milik Kubilai Khan di Tiongkok.
Kubilai Khan adalah raja besar Tiongkok yang sangat sangat baik dan menyayangi
rakyatnya.
“Khan itu pula adalah seorang raja yang pengasih.
Karena ia selamanya adil dan dermawan, ia menjaga agar rakyatnya tidak pernah
menderita kemiskinan. Apabila terjadi musim panen yang kurus, atau berjangkit
penyakit menular pada ternak, ia tidak memungut pajaknya buat tahun ini.
Melebihi lagi dari itu, ia mengirim gandum dan ternak dari persediaannya
sendiri untuk meringankan penderitaan rakyat. Dan kalau pada suatu tempat ada
keluarga yang tidak memiliki uang dan tidak dapat bekerja, Khan mengusahakan
agar kebutuhan-kebutuhan mereka dapat terpenuhi (Conquerors, 2008:16-17)”
Marco
Polo adalah orang pertama yang mengikuti sebuah jalan melintasi seluruh benua
Asia, dan menggambarkan kerajaan demi kerajaan. Ia adalah orang pertama yang
mengungkapkan Tiongkok di dalam segala keluasan, kekayaan, kemewahan, serta
ke-Timurannya.
Pada bab ke-dua, penulis
menceritakan tentang perjalanan seorang Vasco Da Gama menuju ke India. Vasco Da
Gama adalah seorang pemuda yang berusia tiga puluhan, jangkung, berambut hitam,
berjenggot hitam dan mata garang yang menarik hati. Ia di utus oleh seorang
raja untuk berlayar ke India dan menempuh perjalanan yang berbahaya. Sang raja
percaya kalau Vasco Da Gama adalah pemuda yang pemberani. Dia tidak pernah
takut walaupun sebenarnya dia tahu kalau
itu akan mengancam nyawanya sendiri.
“Vasco Da Gama duduk di tempat peninjau. Matanya
yang tak kenal gentar itu tidak memperlihatkan tanda-tanda kekhawatiran yang
bermain di kalbunya (Conquerors, 2008:33)”
“Tapi apapun yang akan terjadi,Vasco Da Gama sudah
tetap pada pendiriannya untuk tidak akan balik haluan, walaupun ia harus
melawan badai sampai saat kematiannya. Mengitari tanjung atau mati! (Conquerors,
2008:34)”
Semakin
jauh perjalanan Vasco Da Gama dengan awak-awak kapalnya, semakin banyak pula
musibah-musibah yang di dapatkan selama perjalanannya. Vasco Da Gama bisa
merasakan apa yang di rasakan oleh seluruh awak kapalnya. Mereka ketakutan,
ingin pulang, tapi perjalanan sudah cukup jauh, tidak mungkin untuk berbalik
haluan. Vasco Da Gama tidak akan oernah berhenti sebelum tujuannya tercapai.
Walaupun suasana dalam perjalanan semakin lama semakin menegangkan.
“Dengan mendadak, nasib jelek yang tidak di
duga-duga terjadi. Penyakit, yang menjadi momok bagi seluruh pelaut, berjangkit
di lingkungan mereka. Skorbut (sariawan perut). Kaki dan tangan para awak kapal
itu menggembung, gusi merek membengkak, sehingga tidak dapat makan, mereka
terbaring kesakitan dan menghadapi maut (Conquerors, 2008:34)”
“Badai mengamuk. Kegelapan muncul. Laut
membantingkan armada yang kecil itu, ibarat binatang raksasa yang mempermainkan
mangsanya (Conqueroros; 2008; 35)”
Semua
orang tahu kalau badai pasti akan berlalu. Vasco Da Gama dan awak kapalnya
akhirnya menemukan daratan ketika semalaman terjebak badai yang sangat kejam.
Mereka semua sangat bahagia dan hampir tidak percaya dengan apa yang mereka
temukan.
“Dengan mendadak seberkas cahaya matahari bersinar
menembus langit yang gelap itu. Laut menjadi tenang. Badai reda. Kapal-kapal
itu berlayar terus dengan tenang. Orang-orang kapal hampir tidak dapat
mempercayai kegembiraannya (Conquerors, 2008:36)”
“Seluruh awak kapal berlari-lari ke geladak. Bentuk
gunung yang samar-samar, laksana baying-bayang, muncul dari lautan. Da Gama
memperhatikan. “India!” teriaknya kegirangan (Conquerors, 2008:38)”
Vasco Da
Gama akhirnya berhasil sampai di India. Di sana dia sangat terkagum-kagum
melihat negeri yang sangat kaya akan rempah-rempah, obat-obatan, kurma, kelapa,
dan mutiara. Semua itu adalah sumber penghasilan dari masyarakat India. Tidak
pernah ada orang yang lebih berani, yang dapat memperkaya sejarah dunia
melebihi apa yang di lakukan oleh Vasco Da Gama, dengan menyatukan Timur dan
Barat.
Pada bab ke-tiga, penulis
menceritakan seorang Ferdinand Magellan tentang kisahnya mengelilingi dunia. Pada
cerita ini, penulis menggambarkan kepercayaan masyarakat pada zaman lampau
tentang negeri dongeng.
“Menurut dugaan, di situ hidup manusia yang bersusur
di mata kakinya, babi bertanduk, ayam yang bertelur tiga meter di dalam tanah,
sungai-sungai yang menggelegak airnya, ketam beracun, udang raksasa, mutiara
sebesar bukit batu, dan berton-ton rempah-rempah (Conquerors, 2008:43)”
Magellan
adalah seorang yang pemberani. Tiap-tiap orang tahu tentang keberanian dan
kepahlawanannya. Dia rela mengorbankan nyawanya demi suatu tujuan yang jelas.
Dan dia juga adalah seseorang yang pantang menyerah.
“Mengenai diriku sendiri, aku lebih suka memakan
kulit palang tiang kapal kita daripada putar haluan (Conquerors, 2008:48)”
Pada
zaman Magellan, kita tahu bahwa masih ada benda-benda atau sesuatu yang masih
belum mereka ketahui namanya pada saat itu.
“Mereka membekali para petualang yang kepalaran itu
dengan ikan, pisang dan buah-buah aneh yang mengherankan Magellan, karena buah
itu sekaligus mengandung roti, daging dan susu, pikirnya(buah kelapa)
(Conquerors, 2008:52)”
Dengan
selesainya perjalanan Magellan, segala macam terkaan-terkaan selanjutnya
tentang bentuk bumi tidak di perlukan lagi. Magellan dan teman-temannya telah
mnegesampingkan mite tentang seorang Atlas yang memikul dunia di atas bahunya,
tentang laut yang datar, dan dongeng-dongeng mengerikan. Hutang budi dunia
kepada Magellan, satu-satunya orang yang memberikan bukti ini kepada kita, akan
di kenang terus selama kapal-kapal masih berlayar melintasi selat Magellan, dan
manusia melihat ke langit. Sebab di langit belahan bumi Selatan, dua kelompok
bintang dinamakan awan-awan Magellan.
Pada bab ke-empat, penulis
menceritakan tentang Kapten James Cook. Dia adalah penyelidik yang paling di
cintai oleh dunia pada masa itu. Sekitar tahun 1728 sampai 1779, mulai ada
berbagai penelitian dan perkembangan ilmu pengetahuan alam.
“Pada 3 Juni 1769, planet Venus, yang beredar di
angkasa, akan berada di atntara bumi dan matahari, lewat tepat di depan cakra
matahari (Conquerors, 2008:58)”
“James Cook mempelajari dengan teliti adat istiadat
orang-orang Tahiti dan kehidupan tumbuh-tumbuhan serta hewan di pulau itu. setiap
hari, sarjana kapal itu, Dr. Solander, berkeliaran mencari berbagai contoh
penelitian (Conquerors, 2008:63-64)”
“Ia adalah seorang sarjana. Ia menyelidiki kehidupan
tumbuh-tumbuhan, berbagai jenis hewan dan ilmu bumi tentang daerah sekitarnya
(Conquerors, 2008:65)”
James
Cook adalah orang yang cerdas, dia melakukan penelitian untuk mencari tahu cara
untuk menanggulangi penyakit skorbut, yang selama ini selalu menjadi momok
terbesar bagi manusia saat berlayar di lautan. Magellan dan Vasco Da Gama,
kedua-duanya telah menyaksikan anak buahnya dibunasakan dengan cara yang
menyedihkan pleh penyakit skorbut. Dan akhirnya, Kapten James Cook menemukan
sebuah jalan keluar untuk menanggulangi penyakit skorbut.
“Pastilah hal itu di sebabkan oleh makanan yang kita
makan di laut, daging asin dan biscuit kering adalah makanan yang berlawanan
dengan kehendak alam. Banyak makan sayur-sayuran akan menyembuhkan penyakit
skorbut, seperti seledri, acar, kacang-kacangan dan wortel (Conquerors,
2008:71)”
Pada bab ke-lima, penulis
menceritakan tentang Sir Henry Creswicke Rawlinson. Dia telah menemukan dunia
yang hilang, yaitu negeri Persia kuno. Henry Rawlinson adalah seorang pemuda
berusia tujuh belas tahun, dia sangat pintar dan mempunyai rasa keingintahuan
yang tinggi. Bahkan dia tidak masalah jika harus kehilangan nyawanya hanya
untuk memenuhi rasa keingintahuannya.
“Ia mudah sekali belajar bahasa asing, dan segera ia
mengetahui beberapa bahasa yang digunakan di India. Ia dapat berbahasa Persia
modern hampir sama baik ya dengan seorang pribumi Persia (Conquerors, 2008:78)”
“Dengan mempertaruhkan jiwanya ia menyalin tulisan
itu, yang terdiri dari kira-kira empat ratus baris (Conquerors, 2008:79)”
Pada masa
itu, diketahui bahwa ada perkembangan teknologi dan mulai di berlakukannya
sistem pemerintahan, serta adanya beberapa kebijakan-kebijakan.
“Rumah-rumah itu amat baik buatannya, dan saluran
air serta system pembuanganairnya luar biasa teratur (Conquerors, 2008:85)”
“Disini kita tampaknya berada dalam balai kota yang
modern, dengan semua kantor pemerintahannya. Disini terdapat kantor pajak,
tera, pendaftaran hak milik, serta departemen pencatatan dan kontrak
(Conquerors, 2008:86)”
“Demikianlah maka ia mengadakan undang-undang upah
dan undang-undang sewa, untuk membuat pedagang bertanggung jawab terhadap
kontrak-kontrak mereka, untuk menolong kaum tani (Conquerors, 2008:86)”
Pada bab ke-enam, penulis
menceritakan seorang David Livingstone tentang kisahnya pada saat dia berada di
tengah-tengah Afrika yang tak di kenal. David Livingstone adalah orang pintar
dan mau berbagi ilmu dengan siapa saja.
“Ia mengajari mereka merawat tanaman-tanaman dan
menanam tumbuh-tumbuhan dengan baik (Conquerors, 2008:96)”
“Ia menunjukkan kepada orang-orang Hottentot itu
bagaimana membuat saluran-saluran air, sehingga mereka dapat mengambil air dari
sungai dalam jarak satu setengah kilometer (Conquerors , 2008:96)”
Livingstone
menulis sebuah karangan berjudul : Missionary
Travels and Research in South Africa, Narrative of an Expedition to the Zambesi
and It’s Tributaries, Last Journals of David Livingstone. Buku-buku itu
berisi tentang cerita dari Livingstone, dan akan dibaca orang selagi masih
terdapat pria dan wanita yang cinta kepada kemerdekaan jasmani dan rohani.
Pada bab terakhir, penulis
menceritakan tentang Roald Amundsen dengan rute pelayarannya ke Barat Laut.
Disini, penulis menceritakan susatu kejadian dengan menggunakan majas, sehingga
kejadian yang terjadi terkesan nyata dan sangat dramatis.
“Badai yang menerkam mereka dengan tangannya, dan
melambung-lambungkan mereka seperti yang biasa dilakukan oleh seorang anak
dengan mainannya yang berharga sepicis. Di satu sisi, laut mengangkat mereka
sampai kepada ketinggian yang memusingkan; di sisi lain juga ia menguap dan
memperlihatkan batu-batu besar bergigi seperti gigi-gigi tengkorak raksasa yang
menyeringai (Conquerors, 2008:115)”
“Gelombang memukul kemudi kembali ketempatnya.
Mereka terpelihara selama detik-detik berikutnya. Tapi mereka berpegang
demikian erat kepada jiwanya, sehingga baik laut, maupun bukit-bukit atau es
Kutub tidak mampu menenggelamkannya (Conquerors, 2008:116)”
Novel ini mencritakan tentang kisah
nyata yang terjadi pasa masa lampau. Kisah para petualang pemberani yang telah
mengubah peradaban dunia kita dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta
teknologi yang belum ada pada saat itu. penulis sangat baik dalam membawakan
cerita, bahasa yang digunakan sangat mudah di mengerti oleh pembaca karena
kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang umum atau familiar. Tapi
sayangnya, banyak lokasi-lokasi atau tempat-tempat yang di sebutkan dalam novel
tersebut yang kita belum tahu dimana tempat itu berada, di sebelah mana
tepatnya ? seharusnya penulis
menceritakan atau menjelaskan dengan detail lokasi yang terdengar asing untuk
kita para pembacaa. Novel ini boleh dibaca oleh semua kalangan, karena ini
adalah novel yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi manusia.
Tak ada penghargaan yang lebih tinggi yang dapat dihaturkan kepada mereka,
kecuali nama yang akan termasyhur dan tetap dikenang sepanjang masa. Mereka
begitu berjasa, daya juang dan semangat penaklukan mereka pantas menjadi
inspirasi bagi manusia masa kini.
Komentar
Posting Komentar